Thursday 18 March 2010

Nyepi, peraan tahun baru tanpa hura-hura

http://oase.kompas.com/read/2010/03/18/21342786/Ritual.Nyepi..Inspirasi.Mengenal.Jatidiri.Bangsa

 Setelah membaca artikel ini, Mc jadi sadar "o iya ya...Nyepi itu kan merayakan tahun baru buat umat Hindu...". Mc baru bisa memahami esensi Nyepi, yang gak hanya buat umat Hindu saja tapi juga bisa diterapkan secara universal. Nyepi dipandang sebagai sarana untuk mengevaluasi diri sendiri. selama setahun ke belakang, siapakah diri kita, bagaimana diri kita, apa saja yang sudah kita capai dalam hidup, meninggalkan segala bentuk kegiatan duniawi dan fokus pada perbaikan kualitas hubungan vertikal, hubungan kita dengan Tuhan. hanya sehari, tapi mereka begitu khusuk melakukannya. atau mungkin karena hanya sehari itulah makanya mereka bisa sangat khusuk. karena waktunya hanya sehari, beda dengan umat muslim yang diberi kesempatan sebulan penuh untuk memperbaiki diri dan ibadahnya selama bulan Ramadhan.

Nyepi juga bisa dijadikan sarana pengendalian dan disiplin diri. Mc rasa kedua hak ini sangat diperlukan sekarang, di saat semua orang sepertinya sudah kehilangannya. Semua sibuk memperjuangkan kepentingan masing-masing tanpa melihat kepentingan yang lebih besar, yaitu keutuhan bangsa. Dari sini, Mc belajar sesuatu, dan berharap pemirsa sekalian juga bisa mengambil suatu pelajaran, bahwa kita perlu melihat lebih dekat lagi dan memandang ajaran agama dan kepercayaan lain dari sudut pandang yang lain. tidak perlu melihat judul agama dan kepercayaannya, tapi lebih memahami esensi ajaran yang mereka miliki. tapi tidak lantas Mc menganjurkan untuk menelan mentah2 semuanya. kita tetap memiliki ajaran agama dan kepercayaan kita kan? itu sudah cukup untuk dijadikan alat kendali kita terhadap agama dan kepercayaan lain.

don't judge the book from its cover. ternyata pepatah itu memiliki sejuta makna

Monday 15 March 2010

From: [Mc’s partner in crime]
This life has begun
With so many starts the man should stand
And the light is waiting to welcome only the right man
To: [Mc’s partner in crime]
hadohh…ngimpi opo aku sore2 dapet parsel yaa? coklatnya mana, cinta…?? :D
From: [Mc’s partner in crime]
I send u a coklate
The bitter of tears, mixing caramel of smile
The dark brown of burden, enlighten by the soft moisture of affection
This a bar of coklate I send to you
As a song of dancing heart that belongs to you
Have a beautiful afternoon my dear ;)
To: [Mc’s partner in crime]
tx eniwei…^^ for this beautiful coklate

Ku simpan sebagai kenang-kenangan darimu
Ku abadikan dalam duniaku sendiri
(08032010, 04:54:43 pm)
hanya karena LOGIKA, jangan sampai suatu hari nanti kau berkata, “aku kehilangannya”

sebaris kalimat dari seorang teman yang dikirim lewat sms, tengah malam - saat insomnia kembali menyergapku.

sebaris kalimat yang seakan ingin menunjukkan bahwa sekali lagi just follow your heart. aku sudah pernah berpikir dengan logika dalam urusan ini. dan hasilnya…I’m not good in this mind game. aku keluar dari permainan yang semakin lama semakin memperbudakku.

sebaris kalimat yang seakan mengingatkanku bahwa I’m just an ordinary girl who falling in love with a stranger. bukannya semua laki-laki itu katanya makhluk asing dari sebuah planet yang bernama Mars?

sebaris kalimat yang akhirnya sedikit bisa meredam amarah yang sedari tadi menyesakkan dada, dan akhirnya berhasil meneteskan air mataku. sebuah bukti bahwa aku masihlah seorang perempuan…

Berawal dari facebook baruku…

            Lagu GIGI itu emang pas banget jadi pengantar ceritaku kali ini, pemirsa. Facebook, situs pertemanan atau situs jejaring sosial kedua yang aku minati setelah Friendster ini, benar-benar sudah mempertemukanku dengan banyak teman, khususnya teman-teman sekolah molai es-em-a sampe jaman es-de. “Kok teman lama semua? Gak minat cari teman baru, Mc?” Hmm…males, pemirsa. Aku buat akun ini karena pengen ketemu sama temen-temen lama yang uda gak pernah ketemu lagi, sekedar menyambung silaturahmi aja. Bukan untuk ikutan kontes “Akun dengan Teman Terbanyak”.
            Seperti biasa, macem-macem pertanyaan yang kemudian muncul ketika kita uda confirm ato add seseorang. Misalnya, apa kabar, Mc? Uda kerja di mana sekarang? Uda nikah? Anaknya berapa sekarang? Kapan cerai? hahahaha…na’udzubillah klo yang terakhir, pemirsa. Suka bosen juga kalo teman-temanku itu uda nanyain pertanyaan yang itu-itu aja…mbok ya sekali-sekali nanya suamiku uda berapa, bulan depan mo liburan ke Eropa ato Afrika, mo koleksi kendaraan tempur yang model gimana. Hmm…pada gak kreatif mereka tu.
            Senengnya…aku bisa ketemu dengan temen-temen lamaku. Seperti Menyak, temen es-de ku yang anaknya pak haji tapi lebih suka jualan koran klo hari minggu n liburan. Dia ni beruntung banget waktu es-de. Gimana, nggak? Orang absennya nguntit aku terus. Untung dulu aku orangnya gak tegaan sama temen. Hasilnya…kalo aku naik kelas ya bisa dipastiin dia juga naik kelas. Dan absennya pasti nguntit aku lagi. Tapi dia baik hati juga lo…Kalo aku dijahilin sama temen cowok lain, dia selalu ada di sana untukku. Ikut jahilin juga…tapi gak jarang juga suka belain aku. Ooww…so sweet…apalagi kalo ada ulangan dia  selalu ada di bangku sampingku, biasa…minta contekan. hahahaha…Trus ada si Khoirul n Samsul. Dulu lumayan sering maen sama mereka sih. Yaa…maklumin aja, pemirsa. Masih kecil, masih belum puber, belom kenal malu or jaim. Kabar mereka? Menyak still single (ayo..ayo..ladies, siapa yang mo kenalan? anaknya pak haji lo…), Khoirul n Samsul uda merit (Alhamdulillah…). Itu temen-temen es-de. Kalo temen es-em-pe mah banyak…Dan kebanyakan ketemu lagi sama mereka pas uda lulus kuliah semua. Ketemunya pas lebaran, lagi ngumpul di rumahnya siapa gitu. Klo uda gitu, yang diobrolin pasti kenakalan masa remaja ato pasangan-pasangan masa sekolah. Klo inget-inget lagi masa dulu, jadi ketawa sendiri. Hehehe…
            Temen es-em-a? Wah…80% dari temen facebookku tu ya temen-temen es-em-a. Mulai dari temen pas kelas satu sampe kelas tiga, ada juga kakak kelas. Malah ketemu lagi sama mantan pacar jaman es-em-pe lewat kakak kelas itu juga. Hehehehe…uda masa lalu. Hanya untuk dikenang, tidak untuk diulang lagi kok, pemirsa. Ssttt…jangan rame-rame, ntar banyak yang marah kalo aku nyebutin yang satu ini. Ah…sebenarnya biasa aja kok. Cuma efeknya masih kerasa sampe aku kuliah semester akhir kemaren. Yaa…gimana ya, mungkin itulah kekuatan first love. Katanya, first love never dies…hanya untuk dikenang saja. Sekarang sudah habis rasa itu, sudah dikubur dalam-dalam dan gak akan pernah digali lagi. Sekarang yang perlu disyukuri adalah bahwa aku pernah mencintai orang sedalam dan setulus itu, pernah merasakan “perasaan” itu, yang hingga kini belum bisa ditandingin oleh siapa pun.
Sudah cukup soal first love ya… Lewat facebook juga aku bisa ketemu dengan temen-temen gila semasa es-em-a, khususnya anak 3 ipa 1 alias antis ini. Molai dari pejabat eksekutif sampe o-be nya gak ada yang beres. Mungkin cuma wali kelasnya aja nih yang beres, secara dia guru Matematika paling killer di sekolah. Untung aja kita kenakalan kita masih yang standar-standar aja. Gak sampe yang dipanggil ke depan waktu upacara, trus disuruh nyapu semua koridor sekolah, n harus manggil ortu ke sekolah. Gak…bukan kebiasaannya antis itu. Eh…bukannya itu cerita pas kelas 1 ya? Hahahaha…yup, it’s me, pemirsa. Barengan beberapa teman dari kelas lain, masih kelas 1 uda jadi artes di sekolah, sampe masuk majalah sekolah gara-gara ultah temen. OMG…bukan main marahnya memesku waktu itu.
Pemirsa juga pasti punya akun facebook kan? Pasti banyak cerita yang muncul dan kemudian juga tertinggal di sana. Coba sharing sama aku juga dong…siapa tahu ada pemirsa yang ternyata ketemu dengan belahan jiwanya lewat facebook, atau malah balikan lagi sama mantan pacar jaman sekolah dulu. Hahahaha…cerita-cerita yang seperti itu yang sering jadi bumbu dalam hidup kita yang sering terasa monoton.
Mc tunggu ya kalo ada pemirsa yang mau berbagi cerita denganku…^^

Friday 5 March 2010

sekeping cerita jaman baheula

seperti biasa, hari ini berlalu dengan cepat. tak terasa, 8 jam sudah aku duduk di depan komputer melayani para mahasiswa yang tak ingin kerja keras mereka semalaman tak sampai ke tangan dosen. entah memang hasil kerja sendiri atau hasil kerja keras mereka merayu teman mereka hanya untuk sekedar mendapat pinjaman flashdisk.
“ahhh…akhirnya selesai juga. sampai ketemu besok, dan. oh ya…translate-nya ntar aja aku ambil ya. pengen refreshing dulu. suntuk..”, ujarku pada temen kerjaku, dani.
“banyak ta, mbak? perlu dibantuin? I have nothing to do soale”
“with my pleasure, sayangku…liaten dulu. terserah kamu mo ambil dari mana. tapi jangan curang ya…bagi rata. kebiasaanmu tu…ambilnya paling dikit.”
“oke, bos…wes buruan pulang. si aa’ sudah menanti. hahahaha…”
“huss..ngeledek…dia belum balik dari bogor. jadi buat sementara I’m available”
“hahahaha…YM kali available…”
“mbak meng, gak pulang?” satu lagi temen kerjaku menyapa. tempat kami bekerja punya dua tempat yang berdekatan, sebut aja x dan y. aku dan dani ditempatkan di y, sedangkan temenku yang beru saja datang, lia, ditempatkan di x. meski beda, tapi manajemennya gak beda jauh. teorinya sama, hanya prakteknya yang kadang berbeda.
“eh ya, li..ini juga uda mo pulang kok”
“mbak meng, gak pengen jalan-jalan ta? hehehe…”
“jalan-jalan? boleh…emang pengen ke mana se?”
“terserah wes, mbak…pokoke gak pulang ke kosan”
“mmm…ke kota yuk. kebetulan ada yang mo aku beli ni. dari kemaren lupa terus.”
“ke kota? boleh…eh, dan…boleh pinjem motornya gak? lumayan…menghemat waktu dan ongkos. hehehe…”
“ni…bawa aja. tapi martabak manis yang biasanya ya…coklat kacang kayaknya nikmat tu”
spontan jitakanku mendarat di kepala dani. “waaa…gak ikhlas ni minjeminnya. ayo, li…keburu ujan ntar”
“mas…ngeprint dong.”
akhirnya kami meninggalkan dani yang sedang dikerubungi cewek-cewek cantik. eits…jangan liat cantiknya dulu…kamu harus liat gimana cerewetnya mereka klo lagi minta dilayani. huufff…

“what? beli gembok, mbak? ya elah…kirain beli apaan. beli gembok aja harus ke supermarket sih!”, protes lia begitu tau barang apa yang aku beli.
“masalahnya…ni gembok adanya cuma di sini. di tempat lain gak ada yang punya. berhubung aku ni pikunan, selalu lupa naruh kunci di mana, aku bela-belain beli ni gembok. gak pake kunci, cuma pake kode angka aja. simpel kan?”
“dasar orang aneh…gembok aja mesti pake angka-angka juga. jangan-jangan sampeyan ini gak bisa hidup tanpa angka ya?”
“yo jelas lah…bangun tidur liat jam, berangkat kerja liat jam, di kerjaan semua ada angkanya. emang aku gakbisa hidup tanpa angka.”
“ati-ati kebablasan…ntar jadi perhitungan”
“hahaha…bisa aja kamu. uda selesai…sekarang mo ke mana lagi. terserah tuan putri, deh…saya kan hanya sebagai penghibur duka tuan putri”
“mmm…prett. eh..mo makan es krim gak? kayaknya enak nih dingin-dingin makan es krim”
“ooo…bocah sableng…di mana-mana ya dingin-dingin tu enaknya makan bakso. ini malah ngajakin makan es krim.”
“ya…sekali-kali kita breaking the rules. yok…”
“breaking the rules? hmm…I love that…”

kenapa ni anak? gak kayak biasanya ni kayak gini. pasti masalah cowok. well…saatnya beraksi.
“li…gak pengen cerita sesuatu ta? ya…klopun aku gak bisa bantu, tapi paling gak dada kamu gak nyesek-nyesek amat. pacarmu ya? uda putusin aja kalo dia macem-macem. masih banyak ikan di laut..”
“hahaha…emang aku mo mancing. bukan dianya yang bermasalah, mbak. tapi aku ni yang cari masalah.”
“haaa?? kok bisa? biasanya tu orang menghindari masalah, kamu malah cari masalah. aneh..”
“hehe…mbak, boleh nanya sesuatu gak?”
hhmm…feelingku jadi gak enak ni, pemirsa. kayaknya aku bisa nebak arah pertanyaannya mo ke mana ni.
“apaan?”
eh..dia malah senyum-senyum gak jelas lagi. bikin orang pengen nimpuk aja ni anak.
“mmm…sampeyan sekarang punya cowok apa belom, mbak?”
see…pertanyaan kayak gini ni yang aku gak suka. bukannya takut ketauan gak lakunya (pliss deh…), tapi menurutku ini urusan pribadi setiap orang. sama halnya klo kamu nanya ke orang, “agamamu apa?” gak sopan banget.
“emang kenapa? emang ada bedanya buat kamu kalo aku punya cowok ato gak, li? lagian tadi yang ditanya sapa, sekarang yg nanya sapa…”
“yaa..ntar ada hubungannya pokoke. sampeyan pacaran berapa kali sih, mbak? aku kan uda pernah cerita ke sampeyan. ya…itung-itung sekarang gantian sampeyan yang cerita. ayo…berapa kali?”
“kamu mo menilai apakah diriku cukup kompeten untuk kamu jadiin tempat sampah gitu ta? fine…aku pacaran dua kali, yang terakhir pas semester 3 kemaren. setelah itu jadi males pacaran, jadi money oriented soalnya”
“dua kali?? aku aja uda gak kehitung, mbak. belum yang gak resmi. trus..trus..? sekarang jomblo dong”
“oo…kampret. diceritain malah menghina. kalo dibilang sekarang lagi jomblo juga nggak. ada yang disms tiap hari, ada yang ditelpon juga meski gak tiap hari, ada yang diajakin pergi klo lagi suntuk di kosan. tapi…aku juga gak paham namanya apa.”
“lho kok bisa? ttm-an ta maksutnya?”
“mmm…ttm…gak juga. emang dia gak pernah nembak secara langsung. tapi aku tahu dari perhatian yang sering dia berikan sama aku. yaa…aku sering menghabiskan waktu sama dia aja. masa aku harus menceritakan secara mendetil sih? yaa…tau sendiri kan bedanya perhatian buat temen sama buat yang lebih dr sekedar temen?”
“orang mana, mbak?”
“kuliahnya di situ aja, uda kerja juga, dan bukan arema.”
“umurnya jauh di atas sampeyan ya? berapa taun?”
“7 taunan lah”
“aku juga sekarang lagi deket sama orang yang umurnya jauh lebih tua, mbak. yo sama kayak sampeyan, 7 taunan.”
“bentar..bentar..kamu uda putus sama cowokmu? kapan?”
“belum, mbak…aku selingkuh”
“what??! kamu uda sinting kali ya? kenapa, li…? apa yang bikin kamu akhirnya selingkuh? dia punya apa sih yang cowokmu gak punya?”
“apa ya, mbak…mungkin karena aku senang diperhatikan sama orang, khususnya sama cowok. ini uda kedua kalinya aku selingkuh, mbak. yang pertama kemaren masku juga uda tau. dan..dia maafin aku, mbak. sebenarnya aku uda janji sama dia kalo kemaren tu yang pertama dan yang terakhir. tapi…I don’t know…aku tergoda lagi, mbak”
“lia…segala sesuatu yang jelek itu pasti menggoda. menggoda karena mereka punya sensasi sendiri, yang bisa bikin jantung kita berdegup kencang. iya kan? kamu tau kan klo akhirnya kamu yang akan nyesel?”
“iya…aku tau. tapi aku bisa nolak klo yang satu ini, mbak. perhatiannya itu lo. belum pernah ada cowok yang seperhatian itu sama aku, even cowokku sekalipun.”
aku tak tahu pikiran ini datangnya dari mana. mungkin barusan ada setan yang lagi lewat deketku. kemudian dia mendengar obrolan kami lewat kuping panjangnya itu. tapi aku jadi berpikir…mungkin gak yak lo cowok yang diomongin lia ini adalah orang yang sama dengan orang yang lagi deket sama aku sekarang? ahh…very dramatic, gak mungkin ah. but…there’s nothing is impossible in this world, right?

pikiran itu terus mengusikku. aku jadi penasaran dengan selingkuhan lia ini.
“li…beli martabak manisnya di deket kosku aja ya? sekalian mampir? katanya mo pinjem buku…mumpung ada waktu kan?”
“oke deh…aku juga lagi gak ada acara kok, mbak.”
“lho…gak kencan ta? hehe..”
“dianya lagi sibuk, mbak. dari kemaren gak bisa dihubungi. di-sms gak dibales, ditelpon gak diangkat.”
“gak bisa ato…dianya emang gak mau dihubungi?”
“hhmmm… au ah gelap”

“li…nanya ya. kamu kenalnya sama dia ni di mana?”
“via chat, mbak. dia user di tempatku sih, orang S2.”
glekkk…ya Tuhan…tunggu. belum waktunya kasih kesimpulan. ni masih pembahasan. masih banyak yang harus digali.
“S2? wow…cool. jurusan apa, li? kali aja aku tau orangnya”
“dia seringnya ke tempatku kok, mbak. kayaknya sih gak pernah ke tempat sampeyan.”
“ambil jurusan apa? pertanian juga?”
“nggak…ambil sosial. dulu S1-nya yang eksak.”
“eh..uda nyampe kosan. masuk dulu, li. mo mampir ke kamarnya juwi?”
“juwi ada ya? boleh deh…”
“kalo gitu tungguin di sana ya, aku ambilin bukunya dulu.”
aneh…tiba-tiba jantungku berdebar keras sekali. n I don’t like it. biasanya ada kejadian yang … aku menyebutnya luar biasa.

“ini ni…bukunya. lho juwi mana?”
“ke kamar mandi katanya”
“katanya kamu kenal sama dia lewat chat, li. kok tadi kamu juga bilang dia orang S2 di sini juga?”
“masih penasaran ya..?? ya..kita chatnya lewat billing, mbak”
“yeee…itu mah bukan chat, lia…itu message dari client ke OP. emang dia mabil jurusannya apa sih, li? sosial kan banyak, ada ekonomi, hukum, fia…”
“fia, mbak. dia dapet beasiswa yang double degree itu. semester depan dia mo berangkat ke Jepang”
degg…!!! jantungku seperti habis dipukul dengan keras, aku bisa merasakan wajahku memerah, dan nafasku naik turun gak karuan. tapi aku masih berusaha tenang, atur nafas…aku harus tau kejelasan semua ini.
“lia…aku nanya untuk yg terkahir kali ya. S1-nya dia ambil TP bukan?”
“iya…kok?”
“lia…namanya…M kan?”
seketika itu juga muka lia menjadi pucat pasi. sepertinya dia juga uda mulai paham dengan maksutku. sedangkan aku…aku malah tertawa terbaha-bahak, bahkan sampe keluar air mata. Tuhan…Engkau Maha Penyayang. terima kasih, Tuhan… seketika itu aku tidak memikirkan bagaimana perasaan lia. yang aku tahu adalah betapa leganya, betapa ringannya perasaan ini keluar. seperti ilmuwan yang menemukan formula obat langsing hanya dalam waktu kurang dari 24 jam. akhirnya aku bisa membuktikannya semua kecurigaanku.
kemudian aku ingat akan lia. she was totally shocked. benar-benar terpukul. aku bisa memahami bagaimana perasaannya. awalnya, dia merasa mengendalikan permainan ini, mengendalikan dua cowok sekaligus. sekarang, dia baru sadar bahwa dia juga gak lebih dari sekedar korban. korban lelaki buaya. cuuiihhh…males banget nyebut namanya.
“kok bisa, mbak?”
“kamu pengen tau gimana ceritanya, li? kamu kenal dia baru sebulan yang lalu kan? itu adalah saat dimana aku sudah mencium gelagat yang aneh sama dia. dia jadi cuek, sok sibuk, gak ada waktu sama sekali. aku sudah curiga klo ada perempuan lain. pengen tau yang lebih gila? dari awal aku uda curiga kalo dia uda punya istri. aku gak pernah nyangka kalo perempuan lain itu kamu, lia…”
“hei…aku ketinggalan apaan ni?”
juwi yang baru masuk menatap keheranan pada kami berdua. seakan mengerti dengan ekspresiku…lalu dia berkata, “o..o..mimpi buruk itu uda jadi kenyataan ya?”
“yup…sudah terbukti, wi. dan tau gak siapa perempuan lain itu?”
“ooh..no…bukan kamu kan, li?”
lia yang masih belum pulih dari keterkejutannya hanya memandang juwi, tanpa berkata apapun.
“anjritt…!!! brengsek tu orang!!!” sekarang juwi yang mengeluarkan sumpah serapahnya.
“mbak…aku gak terima, mbak..sampeyan dan lia? satu tempat? benar-benar itu orang…!!!” juwi masih gak terima, pemirsa.
“trus mo diapain, wi…??? buatku...tahu kebenarannya aja aku uda lega, uda puas.”
“aku juga gak terima, mbak” gantian lia yang merasa terhina.
“trus kamu mo ngapain, lia? orang kayak gitu gak akan merasa bersalah sama sekali. buat dia…semua ini hanya permainan. dan dialah pemenangnya. ingat…wi, li…he’s the best mindgamer. dia tahu kapan harus maju, kapan waktunya mundur. kalian piker kenapa dia gak ada sekarang saat kita tau kebusukannya?? he’s just luck. dan itulah hidupnya…dipenuhi dengan keberuntungan. beruntung karena setan uda bantu dia. what? bener kan? masa malaikat yang bantuin dia berbuat maksiat? gak mungkin kan…”
“tapi, mbak…” lia tetep aja ngotot, gak terima dengan kenyataan yang baru aja dia terima.
“ya..terserah kamu, li. but I’m done, I’m out from this stupid silly game. kemaren aku emang jadi bagian dari permainan ini, aku termasuk pemainnya. tapi sekarang, buat nonton aja aku sudah gak sudi.”
gak ada marah untuk lia, malah aku kasihan sama dia. saat ini, dia lebih memerlukan tempat untuk berlindung daripada aku. aku sudah siap akan resiko ini sejak aku mencurigai ada perempuan lain. aku hanya gak siap dengan kenyataan klo perempuan lain itu adalah temenku sendiri. maksutnya apa coba??
“kamu nginep aja di sini. pake kamarku aja. biar aku tidur sama juwi. kamu perlu sendiri malam ini. jangan diterusin, lia…kembali sama cowokmu. katakan semuanya, dan minta maaf. cowokmu itu orang yang baik. klo denger ceritamu, dia gak akan keberatan memaafkanmu sekali lagi. dia terlalu sayang sama kamu.”
bagaimana dengan aku? benar-benar tak ada air mata yang keluar dariku malam itu. dia gak pantas buat ditangisin. yang berat adalah memaafkan diriku sendiri for being stupid, very stupid. aku sudah gak peduli dengan dia. aku berani bertaruh setelah ini dia akan datang, berpura-pura semuanya baik-baik saja. tapi seperti kata bang Ello, “takkan ada aku lagi…”. Hehehe...